Jumat, 25 Februari 2011

Panen Raya Jagung bersama WAMENTAN di Kutacane


Profil Tanaman Pangan

PROFIL TANAMAN PANGAN KAB ACEH TENGGARA

BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Kabupaten Aceh Tenggara dengan Ibukota Kabupaten Kutacane merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terbentuk sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 yaitu tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Tenggara. Terletak diketinggian 200-60 mdpl. Aceh Tenggara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dan sebagian lahannya termasuk daerah Suaka Alam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kabupaten Aceh Tenggara Tenggara dikategorikan dalam daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban udara 35 % - 80 % dengan curah hujan rata-rata perbulan 115,17 mm / bulan, dengan hari hujan rata-rata perbulan 12,98 hari / bulan dan suhu udara berkisar antara 180C – 330C. Bulan basah terdapat pada bulan Juli s/d Desember dan bulan yang relatif agak kering pada bulan Januari s/d Juni.
1.1.Letak Geografis
Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terletak di garis 2.0.55 – 40.16 Lintang Utara, 960.45 – 980.00 Bujur Timur yang dikelilingi pegunungan Bukit Barisan dan Gunung Leuser memanjang dari Utara ke Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kotamadya Subulussalam dan Provinsi Sumatera Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Barat.
1.2.Jenis Tanah
Struktur tanah Kabupaten Aceh Tenggara pada umumnya adalah Podsolik Merah Kuning (PMK), Regosol dan Litosol, dengan struktur berpasir sampai berlempung. Derajat kemasaman tanah (pH) sangat bervariasi pada setiap kecamatan berkisar antara 5.0 s/d 6.8.

1.3.Potensi Lahan
Luas wilayah Kabupaten Aceh Tenggara adalah 423.141 Ha dengan luas lahan untuk budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura 39.497 Ha (9.33%). Dari luas wilayah / daerah 423.141 Ha terbagi menjadi dua jenis lahan yaitu lahan pertanian seluas 80.455 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 346.686 Ha. Lahan pertanian terbagi menjadi dua jenis lahan yaitu lahan sawah 17.455 Ha dan Lahan bukan sawah seluas 63.000 Ha. Lahan sawah memiliki potensi untuk pengembangan tanaman padi sawah sedangkan lahan bukan sawah memiliki potensi untuk pengembangan tanaman pangan lainnya seperti palawija dan hortikultur.

1.4.Penduduk
Kabupaten Aceh Tenggara terdiri 16 kecamatan, 5 kemukiman dan 385 desa dengan jumlah penduduk 218.360 jiwa, terdiri dari 56.034 Kepala Keluarga dimana 83% diantaranya berusaha dalam sektor pertanian dalam arti luas.


BAB II
KEBIJAKAN STRATEGIS BIDANG PERTANIAN

Recana Strategi
2.1. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran kongkrit kesuksesan yang ingin dicapai dengan pengelolaan dalam kurung waktu tertentu. Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tenggara adalah “Menjadi Penggerak Pembangunan Pertanian Profesional dan Mensejahterakan Petani dengan Sistem Agribisnis Berkelanjutan.”
2.2. Misi
Misi adalah merupakan tujuan organisasi yang diwujudkan dalam produk layanan yang harus dilaksanakan dengan tujuan orgnanisasi dapat dicapai sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk mendukung tercapainya visi tersebut di atas, maka misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tenggara adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura melalui penerapan teknologi pertanian
b. Mengembangkan usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura dengan sistem agribisnis berkelanjutan
c. Mengembangkan sumberdaya manusia pelaksana pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
2.3. Tujuan
Tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Aceh Tenggara adalah sebagai berikut :
a. Memantapkan tataguna pertanian dan melindungi keberadaan lahan pertanian dan hortikultura.
b. Melestarikan dan meningkatkan fungsi lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan.
c. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat tani.

2.4. Sasaran
a. Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
b. Terwujudnya pemanfaatan lahan pertanian secara optimal
c. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
d. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
e. Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat tani.
2.5. Kebijakan
Kebijakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tenggara adalah :
a. Pembangunan pertanian tanaman pangan dan horikultura berbasis agribisnis yang berkelanjutan.
b. Revitalisasi sektor pertanian
c. Intensifikasi dan rehabilitasi tanaman pertanian
d. Penerapan teknologi pertanian
e. Penanganan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran
f. Pemberdayaan ekomomi petani
Tabel 04. Realisasi Tanam, Panen dan Produksi Padi Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2007 s/d 2009
No. Bulan Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton) Provitas (Ton)
2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009
1 Januari 4.639 6.157 1.817 1.267 939 1.590 6.335 4.976 9.381 5.00 5.30 5.90
2 Februari 533 1.283 596 2.127 688 2.039 10.848 8.775 10.705 5.10 5.20 5.25
3 Maret 200 958 221 2.030 1.591 2.271 10.150 8.591 12.491 5.00 5.40 5.50
4 April - 200 310 2.433 3.798 3.372 12.652 20.885 18.883 5.10 5.50 5.60
5 Mei - 223 641 933 1.204 942 4.852 6.381 5.275 5.20 5.30 5.60
6 Juni 985 2.048 1.797 200 690 221 1.040 3.726 1.216 5.20 5.40 5.50
7 Juli 5.925 1.251 2.842 - 950 310 - 5.225 1.736 - 5.50 5.60
8 Agustus 2.595 1.265 2.982 - 123 639 - 676 3.578 - 5.50 5.60
9 September 4.328 2.652 2.185 825 2.148 1.812 4.208 12.028 10.147 5.10 5.60 5.60
10 Oktober 745 1.497 735 4.175 2.236 2.842 21.710 12.522 16.342 5.20 5.60 5.75
11 November 913 4.640 886 2.035 2.260 2.982 10.582 12.656 16.848 5.20 5.60 5.65
12 Desember 1.888 1.455 4.720 2.098 2.577 2.150 10.910 14.431 12.040 5.20 5.60 5.60
JUMLAH 22.751 23.629 19.732 18.123 19.204 21.170 93.287 110.875 118.642
BAB III
PELAKSANAAN OPERASIONAL

3.1. Langkah-Langkah Pencapaian Program
1. Penerapan pola tanam secara serentak dengan diterbitkannya surat keputusan Bupati Aceh Tenggara tentang Penetapan Jadwal Turun Bersawah Musim Tanam Gadu dan Rendengan pada setiap tahunnya.
2. Pelatihan petugas dalam penerapan paket teknologi untuk peningkatan produksi dan produktifitas padi.
3. Memberikan berbagai dukungan sarana, prasarana maupun kebijaksanaan yang bersifat produk hukum / aturan.

3.2. Dukungan Sarana dan Prasarana
Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara secara bertahap telah melakukan pembangunan dan perbaikan / rehabilitasi jaringan irigasi baik tingkat usaha tani maupun tingkat desa, serta penyediaan sarana baik untuk pengolahan tanah €maupun untuk penanganan pasca panen padi yang telah tersebar diberbagai kecamatan.

3.3. Dukungan Kebijaksanaan
Dalam usaha peningkatan produksi dan produktifitas padi maka pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Aceh Tenggara nomor 521.11/176/2009 tertanggal 09 Februari 2009 tentang penetapan jadwal turun bersawah Musim Gadu dan Rendengan Tahun 2009. Selanjutnya SK Bupati Aceh Tenggara No. 521.11/56/2010 tentang penetapan jadwal turun bersawah Musim Gadu dan Rendengan Tahun 2009.
Disisi lain, dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan penyuluhan pertanian tanaman pangan, pada tahun 2010 Bupati Aceh Tenggara telah melakukan pemekaran Badan Penyuluh Pertanian (BPP), yang sebelumnya berjumlah 5 BPP menjadi 16 BPP sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara.



BAB IV
PENUTUP

Kabupaten Aceh Tenggara sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh dengan Luas 423.141 Ha yang 85,63 % wilayahnya merupakan Kawasan Ekosistem Leuser. Hanya 14.37 % dari total luas lahan yang digunakan dalam berbagai peruntukan, termasuk diantaranya untuk lahan sawah yaitu 17.455 Ha yang diupayakan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Aceh Tenggara yang 87,72 % diantaranya hidup dari sektor pertanian.
Pemerintah Kab Aceh Tenggara telah memposisikan diri sebagai fasilitator, akselerator dan regulator serta meningkatkan peran masyarakat melalui program pembangunan pertanian, khususnya dalam peningkatan produktifitas tanaman padi dengan melakukan pemberdayaan masyarakat tani serta petugas lapangan sehingga produksi padi mampu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Padi merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Aceh Tenggara, dimana pengembangan padi bukan hanya berorientasi pada peningkatan produksi saja, melainkan juga diarahkan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Karena itu diharapkan peran pemerintah daerah, swasta (pengusaha) serta masyarakat dapat bersama-sama dalam pembangunan daerah untuk meningkatkan perokonomian melalui pengembangan komoditi unggulan.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BUPATI ACEH TENGGARA

Nama : Ir. H. HASANUDDIN B, MM.
Tempat/ Tgl Lahir : Kutacane, 13 September 1952
Alamat : Jl Kutacane Blangkejeren Desa Purwodadi Kecamatan Badar Kab. Aceh Tenggara
No. Telp : 0812 6085 103

Riwayat Pendidikan :
1964 : SD Negeri Kutacane di Kutacane
1967 : SMP Negeri Kutacane di Kutacane
1970 : STM Negeri II di Medan
1980 : LP.PU – ITB di Bandung
1992 : S1 Teknik Sipil – Universitas Medan Area di Medan
2002 : Pasca Sarjana – UNSYIAH di Banda Aceh

Pengalaman Kerja :
1972 – 1981 : Staff pada PU Seksi 10 – Aceh Tenggara
1981 – 1988 : Kasi Bina Marga PU Cab X Kab Aceh Tenggara
1988 – 1989 : Kasi Bina Marga PU Cab VII Kab Aceh Selatan
1989 – 1998 : Kepala Dinas PU Kab Aceh Tenggara
1998 – 2004 : Kepala Dinas PU Kab Aceh Tenggah
2004 – 2007 : Kepala BAPPEDA Kab Aceh Tengah
2007 – sekarang : Bupati Aceh Tenggara

Pengalaman Kunjungan ke Luar Negeri :
4. Saudi Arabia (38 Hari) Ibadah Haji
5. Saudi Arabia (12 Hari) Ibadah Haji
6. Malaysia (10 Hari) Kunjungan Kerja
7. Malaysia (8 Hari) Studi Banding
8. Saudi Arabia (38 Hari) Ibadah Haji

Tanda Penghargaan :
No. Nama Bintang/Satya Lencana/Penghargaan Tahun Perolehan Nama Instansi yang Memberikan
1. Ketua Regu Jemaat Haji Kloter 22 Embarkasi Polonia Medan 1980 Depag RI
2. Menunaikan Ibadah Haji 1990 Garuda Indonesia
3. Mensukseskan Hari Jadi Kab A.Tenggara 1993 Bupati A.Tenggara
4. Tokoh Populer 96 1997 Harian Waspada
5. Ketua Harian KONI Tk II A. Tenggara 1997 Menpora RI
6. Ketua Kelas 2004 LAN – RI
7. Peserta Terbaik I LemhanasAngk III Forum Konsilidasi Pimp Daerah Kab/Kota 2010 Lemhanas - RI

Kursus / Latihan Dalam dan Luar Negeri :
No. Nama Latihan / Kursus Lamanya Ijazah / Tanda Lulus Tempat
1. P-4 Tk. Provinsi 12 Hari 1980 Bandung
2. Jembatan Rangka Baja 7 Hari 1983 B. Aceh
3. Manajemen Proyek 21 Hari 1984 Medan
4. Hot Mix Design 6 Hari 1988 Medan
5. Manajemen Pejabat Inti Proyek 21 Hari 1992 Jakarta
6. Tapadnas 14 Hari 1992 B. Aceh
7. BP Perusda LPEM UI 21 Hari 1994 Jakarta
8. P4 Tk Nasional 120 jam 1995 Jakarta
9. Sepadya Nasional 3.5 Bulan 1995 Bandung
10. Diklat PIM Tk II 2.5 Bulan 2004 Medan
11. Lemhanas 38 Hari 2010 Jakarta

Pengalaman Simposium / Panitia / Seminar :
No. Nama Simposium / Seminar Sebagai Penyelenggara Tahun
1. Pembangunan Daerah Pemakalah Pemda A. Tenggara 1991
2. RUTRD Ketua Tim Pemda A. Tenggara 1993
3. RUTRK Ketua Tim Pemda A. Tenggara 1994
4. Otonomi Daerah Peserta BMM Pusat 2000
5. Syariat Islam Pemakalah KPP – SMAT

Panduan Turun Bersawah 2010




P E D O M A N
TURUN BERSAWAH SECARA SERENTAK
MUSIM TANAM 2010
KABUPATEN ACEH TENGGARA


DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KABUPATEN ACEH TENGGARA
TAHUN 2010

Kata Pengantar


Komoditi tanaman pangan, terutama padi merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai tinggi yang harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein serta menjadi makanan pokok bagi penduduk Indonesia.
Upaya pengembangan dan peningkatan produksi padi khususnya dalam penerapan pola tanam secara serentak diperlukan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
Pedoman turun bersawah secara serentak musim tanam 2010 ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan dilapangan dalam mewujudkan peningkatan produksi padi kabupaten Aceh Tenggara.


Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Aceh Tenggara




H. DJARUDDIN MAMAS, SP
NIP. 19541009 197512 1 001


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Aceh Tenggara sebagai salah satu Kabupaten di Wilayah Provinsi Aceh dengan luas 416.763,30 hektare, dimana 85,63% wilayah Aceh Tenggara merupakan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang termasuk Taman Nasional Gunung Leuser, dan sisanya (14,37%) untuk penggunaan lain termasuk di dalamnya luas lahan sawah 17.455 Ha.
Aceh Tenggara saat ini berpenduduk + 218.360 jiwa, dan makanan pokok satu-satunya adalah beras. Oleh karena itu perhatian akan beras atau tanaman padi tidak akan ada hentinya. Perjalanan pengadaan beras pun berliku-liku sehingga pada saat ini kebutuhan akan beras masih dapat dipenuhi walaupun kadang-kadang harus mendatangkan dari kabupaten lain.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah memposisikan diri sebagai fasilitator, akselerator dan regulator serta meningkatkan peran masyarakat melalui program pembangunan pertanian. Salah satu program yang ingin dicapai adalah pemenuhan pangan masyarakat, melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Makna hakiki dari pemberdayaan adalah meningkatkan kemandirian masyarakat yang berlandaskan pada pemberdayaan sumberdaya manusia agar dapat memahami hak dan kewajibannya sesuai dengan status dan perannya dimasyarakat.
Agar mampu memenuhi ketersediaan beras di Kabupaten Aceh Tenggara, memerlukan pilihan strategi yang tepat meliputi :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.
2. Pemberdayaan dengan cara membangun, mendorong, memotifasi dan membangkitkan kesadaran yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
3. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat.
4. Pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin mampu meningkatkan penghasilannya.
Namun dewasa ini program Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dalam upaya membangun sektor pertanian khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan beras mengalami hambatan yakni :
1. Pola tanam yang tidak serentak dalam wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, sehingga siklus hidup hama dan penyakit tanaman tidak dapat diputuskan. Akibat serangan hama dan penyakit dapat menurunnya produksi bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen
2. Irigasi tidak memadai, sehingga pengaturan tata guna air belum sempurna.
3. Masih rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi pertanian diantaranya dalam hal keinginan menggunakan bibit unggul / berlabel, pengaturan air, teknik pemupukan dan teknik pengendalian hama dan penyakit.
4. Keputusan Bupati tentang pengaturan pola tanam serentak belum dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
5. Kurangnya sosialisasi tentang pola tanam serentak.
6. Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait tentang penerapan pola tanam serentak
7. Masih kurangnya mekanisasi pertanian khususnya rasio ketersediaan handtraktor dan power tresher.
8. Penyediaan benih unggul yang bermutu masih terbatas, sehingga petani sulit mendapatkannya tepat waktu.
Dari point-point tersebut di atas, yang paling menentukan menurunnya produksi bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen adalah pola tanam tidak serentak.

Akibat pola tanam yang tidak serentak ini berpeluang timbulnya serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi di Kabupaten Aceh Tenggara serta teknik pengendaliannya adalah, sebagai berikut :
1. Tikus
Gejala : Bekas gigitan tikus pada tanaman padi berupa potongan yang membentuk sudut 300 – 600, meninggalkan serat pada ujung bagian atas, tangkai malai putus, dan bekas gabah berceceran di bawah.
Serangan tikus biasanya dimulai dari bagian tengah petakan, kemudian meluas ke bagian tepi.
Pengendalian :
- Tanam serentak dalam hamparan + 300 Ha dengan selang waktu kurang dari 10 hari.
- Melakukan gropyokan (berburu masal) sebelum turun bersawah bersama-sama kelompok tani.
- Sedapat mungkin mempersempit ukuran pematang / tanggul persawahan.
- Pembersihan lahan sekitar sawah, terutama yang berbatasan dengan tegalan, semak maupun areal perkebunan
- Menggunakan perangkap dari bambu, bubu kawat ataupun umpan beracun seperti Rakus, Racumin, Petrokum, Klerat dll. Umpan beracun hanya efektif pada saat padi fase vegetatif.
- Menggunakan emposan / asap belerang pada lubang-lubang aktif tikus pada saat padi mulai bunting.
- Penggunaan pagar plastik setinggi minimal 90 cm berjarak 30 cm dari pinggir pematang dikombinasikan menggunakan bubu perangkap.

2. Kepinding Tanah / Garap
Gejala : Penghisapan cairan oleh kepinding tanah menyebabkan tanaman menjadi coklat kemerahan atau kuning. Anakan padi berkurang, ataupun malai menjadi kerdil.
Pengendalian :
- Tanam serentak dan dianjurkan padi yang berumur genjah (umur pendek)
- Melakukan pemupukan saat tanaman terserang ringan
- Membersihkan lahan dari gulma (kepinding menyukai tempat yang lembab dan sejuk)
- Bila diperlukan dapat menggunakan insektisida berbahan aktif BPMC dan MICP misal Kiltop, Sidabas, Mipcinta dll.

3. Wereng Hijau dan Penyakit Tungro.
Gejala : Wereng hijau menghisap cairan daun bagian pinggir, sehingga daun padi berwarna kuning hingga orange (jingga), jumlah anakan turun dan terjadi pertumbuhan yang terhambat (memendek). Sehingga menyebabkan tanaman terserang tungro. Daun muda bergaris hijau pucat, keputihan hingga kekuning-kuningan.
Pengendalian :
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi, atau pergiliran varietas padi dengan varietas tahan misalnya varietas Tukad, Bondoyudo, IR 74, Memberamo, SL8 – SHS, Intani, PP-1, Ciherang dll.
- Dianjurkan tidak mengeringi sawah yang sedang terserang.
- Pemusnahan tanaman atau sisa tanaman yang terserang agar tidak menjadi sumber penyakit.
- Pengendalian dengan insektisida hanya dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran serangan ke tanaman padi lain dan membunuh wereng sebagai vektor. Insektisida yang dianjurkan Actara 25 WG, Applaud 10 WP, Dharmabas 500 EC, BASSA 50 EC, Sipermetrin, Bona dll.
- Menjaga dan memelihara musuh serangga predator yang bermanfaat seperti capung, laba-laba dan coccinela.
- Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sampai dengan jam 11.00 WIB ketika matahari terik. Dan dapat dilanjutkan pada sore hari. Tanaman yang sudah terserang virus tungro ini tidak dapat disembuhkan.

4. Penggerek Batang Padi
Gejala : Serangan penggerek menimbulkan gejala sundep pada vase vegetatif dimana pucuk tanaman menjadi kuning kemerah-merahan, layu dan akhirnya mati serta mudah dicabut. Jika serangan terjadi pada vase generatif mengakibatkan gejala beluk. Hal ini akibat aktifitas larva / ulat yang memakan titik tumbuh / pangkal malai tanaman padi.
Pengendalian :
- Penanaman secara serentak dalam satu hamparan
- Melakukan pergiliran tanam
- Memelihara musuh alami seperti kumbang karabid, laba-laba, capung, coccinela.
- Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan Furadan 3 G, Petrofur 3 G, Primafur 3 G, Curater 3 G, Dipho 290 AS dll dilakukan seminggu setelah tanam.

5. Walang Sangit
Gejala : Serangga dewasa dan muda menyukai buah padi yang masih masak susu, menyebabkan gabah agak hampa. Serangan pada stadia agak tua menyebabkan menurunkan mutu dan berat gabah.
Pengendalian :
- Melakukan pola tanam serentak dalam satu hamparan
- Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dan semak-semak disekitar sawah.
- Penggunaan perangkap seperti sisa ikan mati atau bangkai hewan, bangkai keongmas yang dipasang menggunakan sabut kelapa sedikit lebih tinggi daripada tanaman padi. Walang sangit akan berkumpul dan dibakar pada sore hari menggunakan suluh.
- Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida secara merata ke bagian tananaman.

6. Penyakit Blast
Gejala : Daun tanaman padi yang terserang blast terdapat gejala khas berupa bercak berbentuk belah ketupat dan berwarna abu-abu. Pada serangan berat mengakibatkan bercak bergabung dan menyebar, kemudian daun menjadi kering. Blast dapat pula menyerang batang dan malai yang dikenal dengan busuk leher.
Penyebab : Jamur Pyricularia oryzae
Pengendalian :
- Pengendalian dilakukan dengan menghindari penggunaan pupuk nitrogen (UREA) secara berlebihan, dan menanam varietas yang tahan terhadap jamur.
- Secara kimiawi dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida Dithane, Antracol 80 WP, Score dll.
- Pengaturan jarak tanam dengan sistem Legowo

7. Penyakit BRS (Bakterial Red Strip) / Bakteri Daun Jingga
Gejala : Bercak berbentuk bulat / bulat telur pada daun dan berwarna merah kekuningan atau merah coklat kekuningan. Kemudian bercak memanjang ke arah ujung daun sehingga berbentuk garis. Daun kemudian tampak bergaris merah dan mengering.
Penyebab : Bakteri Xanthomnas campestris
Pengendalian :
- Penggunaan varietas tahan, penggunaan benih berlabel dan sehat
- Pemupukan secara berimbang
- Pengaturan jarak tanam

III. PELAKSANAAN TURUN BERSAWAH

Pelaksanaan musim tanam Tahun 2010 untuk musim Gadu dimulai pertengahan Bulan Mei 2010, sedangkan musim tanam rendengan 2010 dimulai pertengahan bulan September 2010. Untuk lebih jelasnya telah ditetapkan dengan keputusan Bupati Aceh Tenggara tentang Penetapan Jadwal Turun Bersawah Musim Tanam Gadu dan Rendengan Tahun 2010 secara serentak di kabupaten Aceh Tenggara.
Diharapkan seluruh pihak dapat memperhatikan jadwal tersebut agar pelaksaan turun bersawah secara serentak dapat terlaksana dengan baik, sehingga peningkatan produksi padi dapat terwujud.
Untuk mendukung pelaksanaan tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah mengupayakan penyediaan benih padi non hibrida seluas 5000 Ha dan padi hibrida seluas 100 Ha (bersumber dari APBN), benih padi non hibrida seluas 1500 Ha dan benih padi hibrida seluas 150 Ha (bersumber dari APBA / Otsus). Guna pencapaian program tersebut, sangat diharapkan adanya peran serta dari seluruh Camat dan Petugas Lapang agar dapat melakukan sosialisasi dan pembinaan bagi para petani. Disamping itu koordinasi instansi terkait juga sangat menentukan terlaksananya turun bersawah secara serentak.

ALSINTAN 2010